Wednesday 19 November 2008

Pagi

Saya pikir saya suka saat pagi hari menjelang. Saat dimana kabut tebal mulai menipis. Saat sinar matahari mulai mencoba menerobos. Rumput basah karena embun. suara kokok ayam jantan. kicau burung.
Udara sejuk pagi yang membuat pikiran menjadi lebih segar.
Saat dimana wajah-wajah bangun tidur orang-orang. Saat dimana sebuah senyum tulus pertama yang hadir di muka bumi. Saat dimana setiap rencana disusun dengan begitu rapinya. saat dimana harapan kembali datang. saat dimana tubuh memiliki energinya kembali.

Tapi sayangnya saya jarang bangun pagi. Malah mungkin lebih sering belum tidur saat itu. Saat dimana mata mulai perih dan lelah lalu mengantuk kemudian memutuskan untuk tidur.

Tapi jika ada kesempatan untuk bangun di pagi hari, saya tidak akan menyia-nyiakannya.
Saya akan awali hari dengan segelas minuman hangat plus rokok tentunya.
Saya akan membuka pintu kamar dan jendela saya kemudian saya akan membaca novel yang sampai sekarang belum habis saya baca. Novel karya Salman Rushdi "The Satanic Verse". Setelah beberapa halaman saya baca, saya akan mulai berpikir untuk melanjutkannya besok saja karena saya tidak ingin kehilangan momen bersejarah ini untuk membaca buku saja.
Kemudian saya berpikir untuk melakukan sebuah pekerjaan yang cukup rumit.
Pekerjaan itu adalah mempertahankan mimpi, memupuk masa depan, lalu merapikan setiap rencana-rencana yang telah saya susun namun berantakan lagi.
Seltelah hal tersebut diatas beres saya lakukan. Saya akan bermain dengan otak saya. Sebuah bentuk permainan yang bisa kita mulai tapi tidak bisa kita hentikan. Pada permainan ini, saya hanya tinggal memilih sebuah ide mungkin lebih tepatnya sebuah kata.
Permainan ini berlangsung cukup lama dan sangat seru. Jadi mungkin saat permainan ini berakhir, matahari sudah ada diatas kepala saya.

Dan tidak banyak yang bisa dilakukan pada saat-saat seperti ini, mungkin hanya bisa melakukan sesuatu yang harus dilakukan namun tidak menyenangkan. Jadi melakukannya sambil menggerutu.

Ok, bagian ini tidak penting. Merusak pikiran positif saya terhadap pagi. Jadi tidak saya lanjutkan.

Kesimpulannya, pagi itu indah, namun saya jarang melihat keindahan itu.

No comments: