Saturday 25 September 2010

Bayangan kaki langit

Dari kejauhan sudah terlihat bentangan sejarah menuntun dirinya ke masa depan. Berkutat mencari kenangan bagi jimatnya menantang. Mencari pengertian pada pilihan ketidak mungkinan yang terjadi. Dan kemarin, jauh sebelum kemarin. terlihat dia menatap. Masih menatap. Putih dan buram!. Menjadi retak bersama harapan yang telah terjadi. Bahwa dia ternyata masih harus belajar untuk tetap punya cinta dan melebur.

Pada kaki langit bayangannya tertidur lelap dan meninggalkan ketakutan. Seperti legenda terbelahnya dunia, seperti tangis yang dirasa dari bertubi kesedihan. bangkitlah! tarik selimut, berlindung dari kegelapan!. Walaupun sedikit, dari balik selimut, dia melihat bebatuan hancur begitu saja menjadi debu dan hilang bersama angin. tetapi takkan ada yang mampu mengubah nya. Dan dia percaya bahwa ada yang akan tetap, tak berubah diantara.
Dan terus berulang seperti matahari...

Diapun menangis. jangan menangis! Semua nya akan menjadi baik. Dia akan mendapatkan tempat yang semesti nya. Ya! yang semestinya. Jangan dulu bersinar. Tunggu!