Thursday 19 November 2009

Monolog

Sekarang permainan apa lagi yang akan kamu mainkan?

Aku ingin memainkan sebuah permainan, dimana aku akan membuatmu jadi tidak berkutik dan mengakui kekalahanmu. Lalu aku akan tersenyum dan berkata pada diri ku sendiri; "aku menang!"

Hahaha, tak semudah itu. Coba saja. Satu hal yang perlu kamu ingat, ini bukanlah tentang kemenangan, ini adalah tentang kesempatan. Dan aku tidak akan memberikanmu satu pun kesempatan.

Oh ya?! Aku tak percaya. Lihat saja nanti.

Oke, Aku tunggu.

Yang aku perlukan hanya sebuah kesabaran penuh hingga akhirnya kamupun aku dapatkan.

Itulah masalah mu. Kamu tidak mempunyai kesabaran itu. Dan aku lebih jeli menilai situasinya.

Bagaimana jika kita coba saja?

Dengan senang hati.


Dan permainan petak umpet pun dimulai...




Tuesday 17 November 2009

BERNAFAS LEGA

.............

Lalu saya menempelkan jari telunjuk ke dahi, sambil berkata, "mungkin sekiranya sudah saatnya buat anda untuk menggunakan ini. Akan lebih baik bagi dia, jika anda memberikannya semangat, mengajaknya berkeliling kota, atau sekedar melepas jenuh di kafe. bukan dengan mencarikannya kambing hitam, agar anda pun puas melampiaskan kekesalan anda. hmm?!"

.............

kadang saya merasa bersyukur menjadi lebih TUA daripada kalian. karena dengannya, saya bisa berjalan lebih dahulu, saya menangis lebih dahulu dan saya berfikir lebih dahulu. Lalu kalian pun akan menertawakannya, yaa, TUA. Sampai suatu saat kalian tersadar bahwa TUA itu akan menjadi bagian dari kalian. Tapi saya tidak khawatir, karena saya akan menjadi lebih TUA, dan masih tetap diatas kalian, masih tetap menganggap kalian kecil, tidak dewasa!. Dan saya akan tetap berhak meremehkan kalian, menjadikan kalian permainan kata-kata kotor. Tapi sayang nya kalian tidak akan bisa membalasnya, karena saya terlalu sempurna. Lalu kalian menunggu hingga saatnya kalian mulai lebih TUA agar bisa berhadapan lagi dengan saya, tapi lagi-lagi kalian masih lupa, saya telah renta, kemudian mati, lalu digerogoti oleh cacing-cacing tanah dan lenyap ditelan bumi. Jadi bagaimana bisa kalian mecoba mencari lagi perkara dengan saya? karena saya berada jauh di bawah tempat kalian berdiri menatap batu nisan saya, lalu memaki dengan sempurna. Tapi kalian tidak akan menemukan kepuasan, karena saya tidak bereaksi, tidak bernyawa, tenang.

Jadi, maafkan, saya memang lebih benar dari anda ...