Friday 25 December 2009

Conservative

Hari ini sudah siang. Mungkin sudah hampir sore, tapi dia masih berada di depan laptop kesayangannya. Tapi kali ini dia tidak berada ditempat biasanya, dia sekarang berada di sebuah taman. Walaupun tempat ini lebih cocok sebagai tempat sapi dan kambing memuaskan nafsu makannya yang tak pernah hilang, daripada disebut sebagai sebuah taman. Ya! taman ini tidak terawat. Rumput-rumputnya telah tumbuh sehat, pohon-pohonnya pun hanya berdiri untuk bertahan hidup. Ia tidak benar-benar hidup. Taman itu tidak luas, tapi masih terlihat bekas-bekas kesombongan yang dulu pernah menjadi kebanggaannya yang kini hanya menjadi sebuah "hutan kecil" di tengah keindahan lainnya. Tidak ada banyak kursi disana, hanya ada satu kursi yang sudah rusak. Dibelakang kursi ini, pepohonan yang merapat erat seolah-olah ingin menjadi sandaran kursi, menggantikan sandarannya yang sudah tidak ada lagi. Atau mungkin pepohonan ini mencoba melindunginya dari sengatan matahari yang semakin menyakiti dan mungkin juga sekaligus ingin melindungi nya hujan yang telah menjadi siluman, atau dari angin yang sekarang sudah angkuh. Beberapa meter di depan kursi rusak itu, ada sebuah danau kecil, jernih airnya, namun sesungguhnya ia bisa lebih jernih lagi, hanya saja....
Ya begitulah!
Taman ini punya nama, tapi mungkin orang-orang sudah lupa. Itu terlihat dari papan nama yang tergeletak tidak jauh dari kursi rusak itu berada, yang telah ditimbuni oleh daun-daun kering dan lumut hijau yang mantap menyetubuhinya. 
Di kursi itu, dia telah duduk dengan nyaman memangku laptopnya. Dia sedang menuliskan sesuatu padanya. Sesekali jemarinya berhenti, kemudian dia memandang ke arah danau kecil yang malang, lalu kemudian kembali menyelam kedalam cairan-cairan otak, bermain-main, lalu muncul lagi ke permukaan, hanya untuk sejenak mengambil nafas. Tidak ada yang dibawanya selain laptop dan sebotol minuman hangat. Dia benar-benar menikmati suasana taman saat ini. Lihat, dia kembali lagi ke permukaan, tapi kali ini dengan raut muka yang suram. Dia mengambil nafas dalam-dalam kemudian kembali menulis;

"Tadi malam aku bermimpi aneh lagi, dear Corsa!
Mimpi yang benar-benar membuatku terus berpikir hari ini. Bagaimana tidak, mimpiku itu adalah aku menjadi seseorang yang sangat berbeda, sangat lain dari aku yang ini, diriku yang aku kenal selama ini. Aku menjadi orang yang.... 
entahlah, mungkin seperti taman ini. Yaa.. benar! seperti taman ini. Didalam mimpiku, aku adalah seseorang yang harus terus berjuang untuk sesuatu, yang bahkan tidak aku tahu apakah aku harus memperjuangkannya atau tidak. Aku seperti orang yang berguna, tapi sebenarnya tidak. Seperti ingin mencoba meneriakkan sesuatu kepada orang banyak, namun hanya samar-samar kedengarannya.  Di mimpiku itu, aku bernama Noan. Aku adalah seorang pekerja ide. Aku harus memberikan ide-ide untuk usaha yang akan dijalankan orang lain dengan bayaran yang belum aku tahu. Sedangkan orang-orang dengan ide ku itu, aku yakin, maksudku, Noan yakin, akan mendapatkan keuntungan besar, jika pun tidak, orang itu pasti menjadi terkenal. Aku sedikit mengeluh, tapi tetap merasa nyaman, tapi aku terlihat tidak nyaman. Aku benar-benar tidak yakin".

"Aku hanya terus-menerus (mencoba) menikmati pekerjaan itu. Mencoba membanggakan diriku dengan berkata bahwa akulah otak dibalik kesuksesan mereka, tapi tidak! bukan tidak ada yang percaya, eh, aku tidak tau ada yang percaya atau tidak. Yang aku tahu, tidak ada yang mendengar. Karena sangat jelas, dibalik kesuksesan orang itu, pasti dukungan yang diberikan padanya sangat kuat. Tapi pasti bukan aku. Dan, aku masih ingat, bagaimana di mimpiku itu, aku benar-benar tidak memikirkan masa depanku. Aku hanya kembali bekerja dengan kesenanganku, dengan penghasilan tak seberapa, tertawa setiap harinya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa dalam hidupku, lebih banyak menghabiskan waktu , berkelakar bersama teman-teman ku, minum kopi dan merokok, dibandingkan  bersama kekasih ku,. Kekasih yang telah memikirkan 10 langkahnya kedepan nanti. Aku hanya terlihat sebagai orang yang hanya mencoba bertahan hidup daripada menikmati hidup itu sendiri. Menjijikan! Itu bukan aku, wahai taman, wahai danau, wahai rumput, wahai pepohonan! Aku adalah orang yang berfikir ke depan!"

Dia lalu berhenti, sepertinya kali ini dia marah. Dia marah pada mimpi anehnya. Dia kembali memandangi danau malang itu kemudian menoleh ke langit dan menghela sedikit nafasnya, lalu menulis;

"Jika aku harus menyombongkan diri sedikit, semuanya telah aku punya! Pekerjaanku sangat jelas! Aku adalah orang kepercayaan no.1 di perusahaanku. Itu yang dikatakan atasanku padaku. Jelas aku bukan Noan! bukan!. Aku sangat menikmati hidup ini! aku terus bekerja setiap harinya. Yaa, tentu! kamu juga sangat berjasa laptop kesayanganku. seperti kamu tahu, kita jarang sekali istirahat. Dan sekarang aku memikirkan masa depanku, kerajaanku kelak. Jelas aku bukan Noan! bukan!.
 Saat ini hanya satu, bukan, hanya dua hal yang tidak aku miliki, yaitu teman dan seorang kekasih. Hanya itu saja !!"


24122006
Neil @ Trojanpark

4 comments:

Foxy Leopard said...

hmm dari semua tulisan baru ini lho yg gue suka. ada sumbernya monk? ini lo buat sendiri apa kutipan? hihi

Foxy Leopard said...

hmm dari semua tulisan baru ini lho yg gue suka. ada sumbernya. ini lo nulis sendiri apa kutipan sih?

Bunga Istyani said...

hei Corsa, kenalkan, ini Scarlett .. selamat berteman :)

a.k.a amonk said...

siyal loe ci..
dengan segenap jiwa dan raga nih..
ampe kudu push up dulu..
haha..